BOSUCI - Sistem pengairan bergilir di sejumlah irigasi menjadi andalan mengantisipasi ancaman kekeringan yang diprediksi terjadi saat ini di Kabupaten Cianjur.
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP) setempat mulai melakukan berbagai upaya antisipasi bersamaan mulai masuknya musim kemarau.
"Iya, memang saat ini sesuai prediksi sudah mulai memasuki musim kemarau yang identik dengan kekeringan. Salah satu upaya mengantisipasi kekeringan yaitu dengan sistem pengairan bergilir di sejumlah irigasi," kata Sekretaris Dinas PSDAP Kabupaten Cianjur, M Rifai kepada INILAH.COM, Rabu (6/8/2014).
Dia menyebutkan, wilayah rawan kekeringan yang terpetakan di Dinas PSDAP Kabupaten Cianjur berada di tengah dan selatan. Rata-rata, wilayah tersebut merupakan kawasan tadah hujan.
"Salah satunya seperti di Kecamatan Campaka. Untuk membantu pengairan sawah dan kebutuhan air masyarakat, selain mengandalkan pengairan, kita juga manfaatkan embung-embung, meskipun itu kewenangan pemerintah pusat," sebutnya.
Menurut Rifai, dalam sektor pertanian, sebetulnya jika masyarakat jeli, ketika memasuki musim kemarau, mestinya harus mengikuti pola tanam. Artinya, di saat musim kemarau, petani sudah disarankan untuk menanam palawija.
"Pola tanam itu kan dalam setahun mestinya padi-padi-palawija. Pada masa tanam kali ini mestinya petani menanam palawija. Di sebagian daerah tadah hujan, para petani sudah paham, jadi ketika kemarau mereka tak terlalu mengeluhkan dengan pasokan air karena menanam palawija itu tak terlalu memerlukan air yang banyak," tuturnya.
Berbicara konteks ancaman kekeringan, kata Rifai, tentunya memerlukan koordinasi lintas sektoral antardinas. Misalnya seperti keterlibatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). "Memang harus ada koordinasi lintas sektoral," katanya [asm]
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP) setempat mulai melakukan berbagai upaya antisipasi bersamaan mulai masuknya musim kemarau.
"Iya, memang saat ini sesuai prediksi sudah mulai memasuki musim kemarau yang identik dengan kekeringan. Salah satu upaya mengantisipasi kekeringan yaitu dengan sistem pengairan bergilir di sejumlah irigasi," kata Sekretaris Dinas PSDAP Kabupaten Cianjur, M Rifai kepada INILAH.COM, Rabu (6/8/2014).
Dia menyebutkan, wilayah rawan kekeringan yang terpetakan di Dinas PSDAP Kabupaten Cianjur berada di tengah dan selatan. Rata-rata, wilayah tersebut merupakan kawasan tadah hujan.
"Salah satunya seperti di Kecamatan Campaka. Untuk membantu pengairan sawah dan kebutuhan air masyarakat, selain mengandalkan pengairan, kita juga manfaatkan embung-embung, meskipun itu kewenangan pemerintah pusat," sebutnya.
Menurut Rifai, dalam sektor pertanian, sebetulnya jika masyarakat jeli, ketika memasuki musim kemarau, mestinya harus mengikuti pola tanam. Artinya, di saat musim kemarau, petani sudah disarankan untuk menanam palawija.
"Pola tanam itu kan dalam setahun mestinya padi-padi-palawija. Pada masa tanam kali ini mestinya petani menanam palawija. Di sebagian daerah tadah hujan, para petani sudah paham, jadi ketika kemarau mereka tak terlalu mengeluhkan dengan pasokan air karena menanam palawija itu tak terlalu memerlukan air yang banyak," tuturnya.
Berbicara konteks ancaman kekeringan, kata Rifai, tentunya memerlukan koordinasi lintas sektoral antardinas. Misalnya seperti keterlibatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). "Memang harus ada koordinasi lintas sektoral," katanya [asm]
Sumber : Inilah.com / rni
.jpg)
Posting Komentar
Terima Kasih atas komentar anda.
Redaksi Kabarcianjur.tv